Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku | Kabar Terbaru

Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku

Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku - Hallo teman-teman pembaca Kabar Terbaru, Pada sharing kali ini yang berjudul Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku, saya telah menyediakan informasi lengkap tentang kisah muslimah dengan lengkap tentang Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku yang ada dari awal sampai akhir. mudah-mudahan isi postingan Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku yang saya tulis ini dapat anda pahami. Okelah kalau begita kalian bisa langsung saja simak tulisan saya ini.

HOME

, ,

Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku - Kabar Terbaru


Kisah berikut ini merupakan kiriman sahabat Vemale, Risha Nursahid, untuk mengikuti Lomba Kisah Ramadan 2016. Ia menceritakan sebuah kejadian yang membuat sebagian tubuhnya mengalami luka bakar. Namun, di titik itu ia kembali merasa ditegur oleh Allah untuk lebih istiqomah dalam berjilbab.
Dulu aku adalah perempuan yang suka seenaknya saja jika memakai jilbab. Ketika aku ingin, aku memakainya. Ketika aku merasa rambutku sedang bagus, aku enggan memakainya. Namun semua itu berubah ketika satu kejadian menimpaku. Hal itulah yang menjadi alasan kuatku untuk terus memakai jilbab sampai sekarang. Aku yakin inilah cara Allah menegur dan menuntunku untuk menyempurnakan amalku sebagai perempuan muslim.

Bulan Oktober lalu, aku dan teman-temanku merencanakan untuk pergi berkemah. Setelah mendapatkan izin dari orang tua, kami mulai menyiapkan peralatan dan bekal makanan untuk berkemah. Seorang teman kami yang anggota pecinta alam pun membantu dan mengajari kami tentang cara membuat dan menggunakan kompor spiritus yang rencananya akan kami gunakan sebagai peralatan memasak nanti.

Kami berencana untuk berkemah selama 4 hari di sebuah desa kecil di kabupaten. Setelah semua bekal dan perlengkapan siap, rombongan kami yang terdiri dari 4 perempuan dan 3 laki-laki pun segera berangkat menggunakan jasa travel. Perjalanan untuk sampai di desa itu memakan waktu sekitar 2 jam. Masyarakat di sana sangat ramah pada kami. Mereka memberitahu kami tempat di dekat sungai yang akhirnya kami pilih sebagai tempat berkemah.

Aku dan teman-temanku sangat menikmati kebersamaan itu. Kami mendirikan tenda, memasak, makan bersama, bercerita di saat malam, dan saat ingin shalat, kami tinggal menumpang di rumah warga. Tak terasa dua hari sudah kami berkemah dan sejauh ini kami masih sangat menikmatinya. Esok paginya di hari ketiga, aku bangun pagi seperti biasa. Entah kenapa, aku merasa ingin memakai jilbab setelah 2 hari kemarin tidak memakainya. Aku segera membuka tasku untuk mengambil jilbab kemudian memakainya.  Setelah itu, aku dan temanku bersiap untuk memasak makanan.

Aku pun segera menyiapkan bahan makanan, sedangkan temanku mengeluarkan kompor spiritus dari tempatnya. Untuk sekedar info, kompor spiritus adalah kompor darurat yang dibuat menggunakan kaleng minuman yang dibelah dua dan diambil yang bagian bawahnya. Untuk penggunaannya, galilah lubang yang diameter dan dalamnya sama dengan ukuran kaleng. Kemudian letakkan kaleng di dalam lubang tersebut. Letakkan kapas di dalam kaleng lalu tuangkan spiritus secukupnya sampai seluruh bagian kapas itu basah.
Setelah itu hidupkan api dengan korek. Setelah kompor hidup, letakkan beberapa batu atau kayu di atas lubang sebagai tungku, kemudian letakkan alat masak seperti nesting (pengganti panci) di atas lubang kompor tersebut. Untuk peringatan, ketika apinya dirasa sudah terlalu kecil dan kalian ingin menambahkan spiritus untuk memperbesar api, matikanlah apinya terlebih dahulu dengan cara menutupinya dengan kain basah atau batu yang lembap sampai apinya mati.

Pada awalnya proses memasak berjalan dengan baik. Tapi karena nasi yang kami masak tidak kunjung matang, temanku berniat untuk membesarkan api. Di sinilah malapetaka dimulai. Setelah mengangkat nesting dari tungku, tiba-tiba temanku ini langsung menuangkan spiritus ke atas kompor yang sedang menyala. Sontak saja api membesar dengan sangat cepat apalagi pagi itu cukup berangin. Aku yang terlambat menghindar tidak dapat mengelak dari kobaran api itu.

Api itu langsung membakar wajahku, jilbabku, dan lengan bajuku. Aku yang terkejut langsung dengan paniknya berlari sambil berteriak ketakutan. Di saat berlari itu aku langsung melepaskan jilbab dan bajuku yang terbakar dan langsung menggulingkan tubuhku di tanah. Api di tubuhku pun mati dan semua temanku langsung datang dan terkejut melihat kondisiku. Yang kusyukuri saat itu adalah untungnya aku memakai baju 2 lapis sehingga badanku tak telanjang. Namun melihat ekspresi teman-temanku, aku segera menyadari sesuatu.
 
Tiba-tiba aku merasa lengan kananku sangat perih. Ketika aku melihatnya sontak aku menangis. Tanganku melepuh sangat parah dan terlihat hitam mengelupas. Bukan hanya itu, bau gosong pun tercium darinya. Segera kusentuh wajahku dan rasa perih langsung menghujamku. Wajahku rusak! Teman-temanku yang panik pun langsung membawaku ke tempat yang aman. Kulihat pula salah satu temanku ada yang menangis. Aku yang masih tidak percaya dengan kejadian yang menimpaku itu pun hanya bisa meringis kesakitan karena sakit yang kurasakan di lengan kananku. Tidak ingin membuang waktu, teman-temanku langsung membawaku ke rumah warga dan meminta pertolongan mereka untuk membawaku ke klinik terdekat. 
Setelah melihat keadaan wajahku di cermin Puskesmas, aku sangat terkejut. Keadaan wajahku sangat buruk. Alis mataku habis, mata kananku bengkak, hidungku jadi aneh, kulit pipiku hitam melepuh dan poniku hampir habis. Dokter pun segera memeriksa keadaan lukaku dan mataku karena takut kornea mataku rusak. Tapi alhamdulillah sekali. Dokter berkata bahwa aku sangat beruntung karena mataku tidak bermasalah dan luka di wajahku bisa sembuh total tanpa menimbulkan cacat. Setelah diberi obat, teman-temanku pun segera mengantarku pulang dengan ambulans. 

Orang tuaku menangis melihat keadaanku. Tapi untunglah setelah mendengar penjelasanku bahwa lukaku akan sembuh membuat orang tuaku sangat bersyukur. Saat masuk ke dalam kamar dan membuka tasku, aku melihat jilbabku yang terbakar. Dan saat memikirkan kembali kejadian nahas itu, aku akhirnya menyadari bahwa jilbab inilah yang telah mencegah rambutku terbakar sepenuhnya dan melindungi kepalaku dari kemungkinan yang lebih parah. Mungkin saja jika aku tidak menggunakan jilbab saat itu, rambutku bisa terbakar habis dan kulit kepalaku akan ikut terbakar juga.

Sekarang wajahku sudah sembuh total. Tidak ada bekas luka sama sekali. Hanya ada sedikit bekas luka di tanganku. Namun itu tak masalah, toh bajuku selalu panjang sekarang, jadi bekas luka itu tak menggangguku. Aku sangat bersyukur sekarang. Mungkin kejadian itu adalah teguran dari Allah atas kelalaian yang pernah kuperbuat dan juga merupakan hidayah Allah untuk tetap menjaga auratku. Semoga kita semua bisa tetap istiqomah, ya.
-oOo-

Sekianlah Articel Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku

Demikian artikel dari kami tentang Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku, mudah-mudahan bisa memberi informasi dan manfaat untuk anda semua. Baiklah Kabar Terbaru cukup sampai disni dulu postingan saya kali ini terima kasih telah mampir.

Kalian sedang membaca articel Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku dan articel ini url permalink yaitu https://adakabarterbaru.blogspot.com/2016/06/saat-itu-jilbabku-terbakar-tapi-kutahu.html. Semoga artikel kisahmuslimah ini bisa bermanfaat.
Saat Itu Jilbabku Terbakar, Tapi Kutahu Ini Cara Allah Menegurku